Wednesday, April 18, 2007

Pada suatu ketika adalah seorang raja di India yang mempunyai seekor gajah yang mengamuk. Gajah itu berkeliaran dari desa ke desa sambil menghancurkan segala sesuatu yang ia jumpai dan tidak seorang pun berani mengganggunya, karena gajah itu milik raja.

Pada suatu hari seorang yang menyebut diri petapa akan berangkat dari suatu desa. Orang-orang di desa itu mencegahnya karena gajah itu tampak di jalan dan menyerang orang-orang yang lewat.

Orang itu bergembira karena sekarang ia mendapat kesempatan untuk menunjukkan kebijaksanaannya yang lebih unggul, karenaia baru saja kembali dari belajar pada seorang guru yang mengajarnya untuk melihat Rama dalam segala sesuatu. "Oh, kalian orang bodoh yang malang!" katanya, "Apakah kalian sama sekali tidak mempunyai pemahaman mengenai hal-hal rohani? Belum pernahkah kalian diberitahu bahwa kita harus melihat Rama dalam setiap orang dan dalam segala sesuatu dan bahwa semua yang berbuat demikian akan memperoleh
perlindungan dari Rama? Biarlah saya pergi. Saya tidak takut akan gajah."

Orang-orang berpikir bahwa orang ini rohani begitu sama seperti gajah itu - begitu gila. Mereka tahu, tidak ada gunanya berbantah dengan seorang suci. Maka ia mereka biarkan pergi. Ia belum sampai ke jalan ketika gajah itu lari ke arahnya, mengangkatnya dengan belalainya dan memukulkannya pada sebatang pohon. Orang itu mulai berteriak kesakitan. Untunglah pada saat yang genting itu pengawal-pengawal raja datang, menangkap gajah itu sebelum ia membunuh petapa yang dipermalukan itu.

Orang itu sembuh sesudah waktu yang lama. Ia mulai bepergian lagi. Ia langsung menjumpai gurunya dan berkata, "Pengajaran yang engkau berikan kepadaku keliru. Engkau menyuruh saya untuk melihat segala sesuatu diresapi oleh Rama. Persis itulah yang saya lakukan dan engkau lihat apa yang terjadi?"

Guru itu berkata, "Engkau begitu bodoh! Mengapa engkau tidak melihat Rama dalam diri orang-orang desa yang mengingatkanmu akan gajah yang berbahaya itu?"


(DOA SANG KATAK 2, Anthony de Mello SJ, Penerbit Kanisius, Cetakan 12, 1990)
Anthony de Mello SJ adalah penulis filsafat kebenaran yang dibuat dengan cerita-cerita sederhana yang bahkan mungkin membuat kita menertawakan kebodohan kita sendiri. Walaupun dia penganut Kristen, tetapi ia tidak mendeskriditkan agama lain tetapi lebih mengajak kita memandang agama sebagai pedoman untuk mencari kebenaran yang sejati. Sebuah sloka Hindu mengatakan : Ekam sat viprah bahudha vadanti yang dalam terjemahan bebas berarti Tuhan (Kebenaran yang Sejati) hanyalah satu, namun orang-orang bijak menyebutNya dengan banyak nama. Maka sangatlah bodoh bila kita mencari-cari dalam kitab suci kita kalimat-kalimat yang menjadi pembenaran bahwa agama kitalah yang paling benar.

0 comments:

Post a Comment