Monday, April 16, 2007

Hutan selama ini dikenal sebagai salah satu solusi yang tepat untuk menghadapi pemanasan global. Hanya dalam sebuah riset yang baru-baru ini dilakukan, meningkatkan luasan hutan tidak begitu efektif dalam menahan laju pemanasan global. Apalagi yang ditemukan dalam riset tersebut?

Adanya pernyataan bahwa hutan tidak efektif untuk menanggulangi pemanasan global tentu akan mendapatkan reaksi keras dari banyak pencinta lingkungan. Sudah menjadi rahasia umum, kalau para aktivis lingkungan getol memperjuangkan keberadaan hutan demi menjaga bumi ini dari bahaya pemanasan global. Namun dalam riset yang baru-baru ini dilakukan, seperti dilansir National Geographic, menanam pohon ternyata bukan ide yang baik dalam menghadapi pemanasan global. Setidaknya penanaman pohon itu tidak berfungsi sebagaimana mestinya bila di dataran tinggi.
Riset yang dilakukan di sebagian Kanada, Siberia, dan Skandinavia ini menemukan bahwa penanaman pohon di sejumlah daerah tersebut justru menimbulkan pemanasan. Hutan-hutan yang ada di tiga lokasi tersebut mampu menyerap matahari sehingga membuat daerah-daerah tersebut lebih hangat sekitar 10 derajat Fahrenheit selama seabad ke depan. Kondisi ini menurut riset tersebut tidak akan terjadi jika hutan-hutan tersebut tidak ada. Adanya riset yang pertama kali muncul dalam sebuah bulentin nasional di Amerika ini tentu saja membantah adanya argumen yang selama ini berlaku.
Diketahui bersama, para ilmuwan lingkungan maupun aktivis lingkungan percaya bahwa menanam pohon dalam jumlah besar adalah penting untuk menjaga suhu bumi. Keberadaan studi baru ini juga mendukung praktik di zona hutan tadah hujan. Di sana, lebih banyak pohon justru menyebabkan penyerapan karbon dioksida yang lebih besar dari atmosfir. Tumbuhan tropis juga memproduksi lebih banyak embun dan menyebabkan awan yang tebal sehingga sinar matahari sulit dipantulkan kembali ke udara. Adanya semacam kubah yang menutupi hutan-hutan bagian utara juga menyerap sinar matahari dan melindungi salju yang mestinya bisa memantulkan cahaya. Pada akhirnya kondisi ini menyebabkan terciptanya efek pemanasan regional.
Keberadaan riset baru ini tentu saja menimbulkan berbagai reaksi dari para ilmuwan lingkungan lainnya. Menurut William Laurance, seorang ekologis, studi tersebut bisa jadi menimbulkan penolakan keras dari berbagai kalangan pencinta lingkungan. Pasalnya studi ini bisa jadi menimbulkan reaksi yang tidak diharapkan. Bisa jadi penebangan pohon secara berlebihan akan terjadi. Padahal selama ini aksi penebangan liar tersebut diupayakan untuk dihentikan, karena dipercaya mampu menimbulkan kerusakan lingkungan yang lebih parah dan memicu pemanasan global.
Terlebih penebangan pohon yang berlebihan tersebut selama ini benar-benar memprihatinkan karena disinyalir juga menyebabkan terjadinya banjir tiap musim hujan tiba dan kekeringan di waktu musim kering. Disadarinya kemungkinan terjadi salah paham dan penebangan secara berlebihan, tim yang melakukan studi tersebut menegaskan bahwa perlindungan terhadap hutan dan reboisasi hutan masih diperlukan dalam menangani pemanasan global. Namun mereka tetap berpegang pada hipotesis pertama mereka mengenai keuntungan penanaman pohon tidak selalu sama di mana pun.
Sebagai tambahan dalam kesimpulan yang mereka publikasikan mengenai riset yang dilakukan di hutan bagian utara tersebut, tim ini mengutarakan bahwa menanam pohon dalam jumlah besar cukup berguna menghadapi pemanasan global di daerah dataran menengah. Lokasi dataran menengah tersebut menurut tim ini terdapat di Amerika Serikat dan Eropa. Sebaliknya penanaman pohon di daerah tropis akan sangat berguna dan bisa memberikan keuntungan maksimal untuk memperlambat dampak pemanasan global.
Dari perspektif keanekaragaman hayati dan konservasi, adanya pernyataan mengenai keuntungan penanaman pohon di daerah tropis sangat sesuai. ''Dari perspektif keanekaragaman hayati adanya studi baru ini merupakan berita bagus sehingga upaya mempertahankan hutan-hutan tropis makin besar,'' kata Laurance. Selama ini dipercaya banyak pihak, hutan tropis merupakan harta kekayaan biologik yang sangat penting. Tidak heran jika kemudian banyak pihak merasa sangat berkepentingan menjaga luasan hutan tropik. Namun sayangnya seiring berjalannya waktu, luasan hutan tropik yang banyak berada di kawasan Asia berkurang secara gradual dari tahun ke tahun. (iah/national geographic)


(Ini adalah tulisan yang paling kontradiktif yang pernah aku baca di sebuah harian...Bali Post, 16 April 2007.... )

0 comments:

Post a Comment